PERAN PEMIMPIN DALAM PERUBAHAN SUATU ORGANISASI
Peran pemimpin sangat diperlukan dalam
suatu organisasi khususnya perannya dalam membantu dalam proses perubahan.
Banyak definisi mengenai kepemimpin, (Rauch & Behling, 1984) mengemukakan
bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas dari suatu kelompok
yang sudah terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan. House, dkk dalam Yukl
(2002) mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan dari seorang individu
untuk mempengaruhi, memotivasi dan membuat orang untuk memberikan kontribusinya
guna mencapai keefektifan dan kesuksesan organisasi. Sedangkan menurut Schein
(1992), kepemimpinan adalah kemampuan untuk keluar dari budaya lama untuk
memulai proses perubahan yang lebih adaptif. Dari berbagai definisi di atas,
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang lain
untuk merubah budaya lama ke budaya baru guna mencapai keefektifan dan
kesuksesan organisasi.
Kepemimpinan merupakan faktor yang
mempengaruhi keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan
yang bagus yang dapat memberikan perubahan yaitu kepemimpinan yang efektif.
Agar kepemimpinan berjalan efektif, seorang pemimpin harus mendapatkan rasa
hormat dan kepercayaan dari orang yang dipimpin. Rasa hormat maupun kepercayaan
ini, baru bisa diperoleh ketika kita melihat sosok yang membuktikan apa yang
selama ini dia ucapkan. Contohnya, jika kita melihat orang yang selalu bicara
tentang kejujuran maka yang kita harapkan adalah apa yang ia sampaikan tersebut
terwujud dalam perilaku atau tindakannya sehari-hari. Selain itu pemimpin juga
harus mempunyai visi yang jauh ke depan tentang organisasi yang dipimpin maupun
keterampilan dalam mengelola dan mengarahkan organisasinya tersebut.
Mengelola perubahan adalah salah satu
hal yang paling sulit yang dilakukan oleh seorang pemimpin. Salah satu alasan
kepemimpinan itu penting adalah bahwa di antara organisasi satu dengan
organisasi yang lain sudah semakin penuh persaingan, dan perubahan dalam desain
organisasi, struktur organisasi, maupun kepemimpinan sangat diperlukan untuk
bertahan hidup dalam lingkungan baru. Semakin tinggi tingkat tercapainya
perubahan yang dilakukan oleh seorang pemimpin maka semakin kuat kepemimpinan
seseorang dalam melakukan tindakan untuk perubahan organisasi. Sebaliknya,
semakin lemah kepemimpinan seseorang dalam mempengaruhi dan menggerakkan orang
lain untuk melakukan perubahan, maka semakin rendah pula tingkat tercapainya
perubahan. Hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin agar mampu membawa
perubahan ke arah yang lebih baik yaitu:
Pertama, Pemimpin harus mampu memiliki
kredibilitas dan reputasi yang hebat, agar ia mampu memberikan inspirasi dan
motivasi kepada setiap orang. Pemimpin harus memotivasi dan menginspirasi
setiap orang dalam setiap detik kehidupan mereka, untuk bersemangat dan bangkit
bersama dengan perubahan baru. Pemimpin harus membuat setiap orang menyadari
bahwa perubahan itu penting, untuk mengubah hal-hal yang tertinggal zaman
dengan hal-hal baru yang sesuai peradaban. Karena jika ada perubahan maka
seseorang akan berhenti pada satu titik saja, seseorang tidak dapat berkembang
sesuai dengan zamannya, apalagi pada masa sekarang yang ber-era modernisasi.
Jika kita tidak mampu mengikuti perkembangan maka kita tertinggal jauh dan
kualitas yang kita hasilkan pun tidak lagi menjadi mempunyai daya saing dimata
masyarakat. Pemimpin harus memiliki keterampilan untuk dapat mengenali
perubahan-perubahan penting, serta mampu mengambil tempat di dalam hati setiap
orang, agar semua orang dalam organisasi bisa saling menyatu dan saling
berempati, untuk membawa perubahan itu ke arah yang lebih memberi manfaat
positif buat organisasi dan buat setiap manusianya. Perkembangan teknologi
informasi yang terjadi sekarang memang menjadi dorongan kuat bagi organisasi
untuk berubah. Apabila perusahaan tidak mengikuti perkembangan teknologi
informasi, maka perusahaan akan semakin tertinggal dengan perusahaan lain.
Sedangkan tekanan sosial dan politik yang terjadi membuat perusahaan harus
berfikir secara lebih global untuk mencari peiuang baru guna mencapai
kesuksesan. Dorongan-dorongan untuk melakukan perubahan tersebut menyadarkan
perusahaan untuk melakukan perubahan. Banyak perusahaan yang mengalami
kebangkrutan dan pada akhirnya tutup dikarenakan tidak mau berubah.
Kedua, Pemimpin harus bisa membangkitkan
semangat perubahan dari setiap orang di dalam organisasi untuk menyesuaikan
diri dengan lebih cepat, serta berjuang keras dan bekerja keras untuk
mendapatkan hasil perubahan yang lebih baik dari rencana yang ada. Pemimpin
harus menyadarkan setiap orang, agar selalu menggunakan cara-cara
profesionalisme dalam merespon setiap perubahan. Untuk itu, pemimpin harus
duduk bersama dengan semua para karyawannya untuk berbicara tentang
perubahan-perubahan yang diinginkan. Semangat di dalam melaksanakan kegiatan
kerja karyawan tidak akan terlepas dari semangat kerja sehingga dengan demikian
karyawan tersebut akan selalu mampu melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Pekerjaan yang akan diberikan kepada karyawan perlu diperhatikan juga latar
belakang pendidikan sehingga mereka bekerja dengan semangat dan bekerja dengan
cara yang efektif. Yang dimaksud dengan semangat kerja adalah dorongan yang
menyebabkan melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian
pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
Ketiga, Pemimpin harus cerdas
menggunakan tema perubahan dalam organisasinya, sebagai sarana untuk
meningkatkan keuntungan kompetitif bisnisnya. Pemimpin harus bisa menggambarkan
perubahan itu secara nyata di pikiran setiap orang, dan memberikan cermin
perubahan untuk dapat dilihat setiap orang tentang wujud asli dari perubahan
tersebut. Perubahan yang akan dituju harus rasioanal dan memungkinkan untuk
berhasil dalam mencapainya. Jangan sampai pemimpin mempunyai ambisi yang
berlebihan dalam mempunyai suatu tujuan tertentu hingga sampai tidak
memperhitungkan terlebih dahulu resiko-resiko yang dihadapinya.
Keempat, Pemimpin harus memberi
inspirasi kepada setiap orang, untuk menghadapi perubahan dalam pekerjaan,
untuk menghadapi perubahan dalam keluarga, untuk menghadapi perubahan dalam
hidup. Dan dalam semua aspek yang bertujuan untuk meningkatkan gairah dan
kepercayaan diri organisasi, untuk memenangkan persaingan dalam kompetisi
bisnis yang ketat. Pemimpin harus mengajak dan menggandeng setiap hati dan
setiap pikiran, untuk berpikir dan bertindak dalam semangat meningkatkan semua
potensi organisasi, agar mampu menangani semua potensi hebat secara lebih baik,
dengan cara mengubah hal-hal yang menghambat gerak sukses organisasi. Pemimpin
harus cerdas membimbing setiap orang untuk berhenti berwacana secara
berkepanjangan, dan mengajak setiap orang untuk melakukan tindakan-tindakan
yang membantu organisasi. Tindakan yang terfokus pada upaya meningkatkan
kinerja, dalam kemampuan manajemen menghadapi perubahan yang tak pasti. Pemimpin
harus selalu menggunakan pola atau model berpikir yang sederhana dan jelas,
agar setiap orang di dalam organisasi tidak terjebak dalam cara berpikir yang
merumitkan, sehingga makna perubahan itu tidak menjadi kabur. Pola berpikir
yang lebih sederhana akan mendekatkan semua solusi terbaik melalui logika dan
akal sehat, yang dapat diukur kebenarannya. Oleh karena itu, berpikir sederhana
akan menuntun pemimpin dan pengikutnya dalam jalur yang tidak rumit untuk
menemukan segala macam solusi terbaik, dimana semua solusi itu masih bisa
diukur kebenarannya dengan pikiran jernih yang berlogika cerdas, semua solusi
terbaik pada dasarnya telah ada, hanya saja diperlukan keandalan kepemimpinan
yang solid dan kuat, untuk menjadi lebih sederhana, jernih, dan sabar dalam
menyusuri jalur sederhana menuju puncak penghasil solusi andal buat sebuah
perubahan yang hebat dan bermanfaat.
Selain pemimpin harus mampu membawa
perubahan, pemimpin juga harus mampu mengelola perubahan agar perubahan yang telah
direncanakan dapat berhasil. Salah satu permasalahan yang sering muncul pada
proses perubahan adalah adanya penolakan terhadap perubahan (resistant to
change). Disinilah peran pemimpin diperlukan untuk meyakinkan dan memotivasi
para karyawan untuk melakukan perubahan. Cummings & Worley (2005),
mengemukakan bahwa pengelolaan perubahan terfokus pada pengidentifikasian
sumber-sumber penolakan terhadap perubahan dan mencari cara bagaimana
penolakan-penolakan tadi dapat diselesaikan. Penolakan terhadap perubahan
merupakan fenomena yang timbul dalam proses perubahan. Connor dalam Yukl (2002)
menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan penolakan, yaitu:
1. Ketidak percayaan kepada orang
yang mengusulkan perubahan. Hal ini akan menyebabkan efek yang besar terhadap
sumber penolakan yang lain.
2. Kepercayaan bahwa perubahan tidak
diperlukan. Apabila orang-orang dalam organisasi merasakan bahwa cara/metode
yang selama ini mereka gunakan sudah baik, maka adanya rencana perubahan akan
membuat mereka menolak.
3. Kepercayaan bahwa perubahan tidak
dapat dilakukan. Proses perubahan yang akan dilakukan membutuhkan usaha yang
besar, sehingga perubahan yang radikal dapat menyebabkan orang meragukan
keberhasilan perubahan.
4. Ancaman ekonomi. Perubahan yang akan
dilakukan membuat karyawan merasa terancam dari segi ekonomi, misalnya
perubahan dapat menyebabkan kehilangan pendapatan karena pemutusan hubungan
kerja (PHK) atau penggantian manusia dengan teknologi informasi, sehingga
mereka kehilangan pekerjaan.
5. Perubahan biasanya berbiaya
tinggi. Walaupun perubahan biasanya membawa keuntungan besar bagi perusahaan,
tetapi besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan membuat perusahaan
berfikir lebih mendalam sebelum menentukan untuk melakukan perubahan. Dalam hal
ini, perusahaan harus membandingkan biaya dan keuntungan yang mungkin diperoleh
(cost and benefit analysis).
6. Ketakutan akan kegagalan
individu. Apabila orang-orang dalam organisasi sudah terbiasa menggunakan
cara/metode lama maka rencana perubahan membuat mereka ketakutan, jika mereka
tidak bisa menggunakan cara/metode baru.
7. Kehilangan status dan kekuasaan.
Perubahan-perubahan besar dalam organisasi dapat menyebabkan beberapa orang
merasa terancam akan kehilangan kekuasaan dan status akibat adanya perubahan.
8. Ancaman terhadap nilai-nilai dan
cita-cita organisasi. Adanya perubahan menyebabkan ketakutan-ketakutan akan
hilangnya nilai-nilai organisasi yang selama ini telah dianut oleh
organisasi.
9. Penolakan akan pengaruh
(Resentment of interference). Ada beberapa orang yang menolak untuk berubah
karena mereka tidak mau dikontrol oleh orang lain.
Kepemimpinan dan perubahan merupakan hal
yang tidak dapat dipisahkan, dimana di satu sisi perubahan merupakan suatu
tolak ukur berjalannya suatu kepemimpinan. Kepemimpinan dibutuhkan dalam
perubahan yang terjadi di era globalisasi sekarang, yang menuntut suatu
kelompok bersaing terhadap pengaruh luar agar tidak ketinggalan zaman. Tetapi
banyak pendapat yang mengatakan bahwa “beda pemimpin maka beda perubahan”, hal
ini dikarenakan karena setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda, tergantung bagaimana pemimpin tersebut mengaturnya. Kepemimpinan
itu merupakan suatu seni dan ilmu dalam mempengaruhi atau mengajak orang lain
untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi. Dimana seni dan ilmu ini
harus dimiliki seorang pemimpin dalam memimpin anggotanya untuk mencapai
perubahan yang diimpikan. Seni dan ilmu ini justru didapatkan seorang dari
pengalaman dan paparan social di sekitarnya yang dengan sendirinya akan
membentuk karakter pemimpin tersebut. Kepemimpinan tersebut nantinya akan
menghasilkan suatu perubahan dalam organisasinya sesuai dengan kualitas kepemimpinannya.
Dalam suatu kepemimpinan dibutuhkan pula suatu kemampuan mengola perubahan,
karena suatu perubahan harus disesuaikan dengan tujuan utama dalam suuatu
organisasi tersebut. Juga perubahan tersebut dapat diterima oleh anggota,
karena tujuan awal dari kemimpinan tersebut adalah bagaimana mengajak
anggota-anggota tersebut untuk bergerak bersama menuju tujuan dari organisasi
mereka, sehingga dapat dijalankan bersama oleh anggota dan pemimpinnya, karena
sesungguhnya posisi pemimpin disini hanya sebagai pengerak dan manager dari
anggota organisasi tersebut, sehingga organisasi tersebut bisa mencapai tujuan
mereka.
Dalam mencapai perubahan yang
diinginkan, pemimpin juga harus memiliki moral yang baik. Sebagai seorang
pejabat publik, haruslah orang yang betul-betul bisa menjadi panutan yang baik
bagi masyarakatnya. Karena itu cerminan apa yang akan dia lakukan untuk
masyarakat nanti. Pejabat publik harus bersih, bukan hanya dari korupsi tapi
juga mempunyai budi pekerti dan akhlak yang luhur. Moralitas itu diturunkan
dalam perilaku yang etis, nasionalis, dan bervisi kerakyatan. Bangsa Indonesia
membutuhkan pemimpin masa depan yang berkarakter kuat dan bermoral. Pemimpin masa depan Indonesia
haruslah memiliki moral Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafah dan konstitusi
bangsa ini. Pemimpin itu, harus memahami tujuan didirikannya negara ini. Seperti
yang telah tertuliskan dalam UUD 1945, negara ini bertujuan untuk melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pada kata
‘melindungi segenap bangsa’ maka di situ pemimpin berperan. Bukannya
memerosotkan dan menjatuhkan bangsa. Kita sebagai pemuda penerus bangsa harus
mampu memberikan sosok teladan yang baik bagi generasi penerus bangsa, harus
mampu menjadi pemimpin yang mempunyai karakteristik seperti kejujuran,
berorientasi ke depan, berkompeten, dan membangkitkan semangat anggotanya. Seorang
pemimpin harus mempunyai sifat kejujuran yaitu yang berhubungan dengan
keyakinan pemimpin dapat dipercaya dan bisa dipegang kata-katanya atau
janji-janjinya.
Referensi:
Budiardjo,
Miriam. 1983. Aneka Pemikiran tentang Kuasa dan Wibawa. Jakarta: Sinar Harapan
Girianto, Gigin.
Memimpin Perubahan dalam Organisasi. http://gigingirianto.blogspot.co.id/2013/08/makalah-memimpin-perubahan-dalam.html.
Diakses pada 19 November 2015 pukul 16.43
Nurhadi,
Habsul. Kepemimpinan dan Perubahan. http://www.kompasiana.com/categories.
Diakses pada 19 November 2015 pukul 16.43
24 Juli 2017 pukul 00.09
Cek juga artikel menarik di:
https://rulitaayupratiwi.blogspot.co.id/2016/04/kepemimpinan-perubahan.html?showComment=1500880057612#c5358907865429098960